Ada Pabrik Jamu Jahe di Lebak, WH: Ini Peluang Untuk Petani

Gubernur Banten Wahidin Halim saat menikmati jamu jahe merah sambil berjemur di Rumah Dinas

Barometer Banten – Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) dikunjungi sejumlah petani dan pengusaha muda asal Kabupaten Lebak, di Rumah Dinas Gubernur Jl. Brigjen Syam’un Kota Serang, Kamis (18/02/2021). Mereka membawa jamu berbahan baku dari tanaman jahe merah yang mereka produksi sendiri untuk dicicipi oleh orang nomor satu di Provinsi Banten tersebut.

Beberapa kali WH tampak menikmati menyeruput jamu tersebut sambil berbincang akrab. “Saya coba, hmmm manis, hmmm berasa sekali (Jahe merahnya-red),” ujar WH.

Bacaan Lainnya

WH mengatakan, jahe merah ini merupakan minuman herbal menyehatkan dan bernilai ekonomi. Sehingga, kata WH, ini merupakan potensi luar biasa bagi para petani untuk mengembangkan tanaman tersebut.

“Sekarang petani jahe merah tak perlu khawatir kemana menjual hasil panennya karena pabrik jamu di Lebak masih sangat membutuhkan pasokan bahan baku jahe merah. Produksinya saat ini sekitar 18 ton perhari,” katanya.

Baca Juga: Ujang Giri Dianugerahi Sebagai Sosok Muda Inspiratif dari Insan Pers

Sementara itu, Danial Muttaqin pencetus produksi jamu jahe merah asal Lebak, menuturkan, mengembangkan jamu jahe merah ini berawal dari kebiasaannya mengonsumsi minuman berbahan baku jahe merah.

“Dulu kita sering minum bandrek, dan dirasa enak di badan. Kemudian keluarga juga suka. Lambat laun saya punya ide untuk melakukan produksi jamu herbal dari jahe merah ini,” katanya.

Baca Juga: Jumlah Kemiskinan di Banten Terendah Ke-8 se Indonesia, Ke-2 se Pulau Jawa

Sampai saat ini, kata Danial, dirinya sudah merekrut sebanyak 100 orang karyawan dip pabriknya untuk dipekerjakan dalam memproduksi jamu jahe merah tersebut. Bahan baku sendiri, lanjut Danial, didapat dari berbagai provinsi, karena pasokan local dari petani Lebak baru hanya bisa memproduksi satu ton per minggu. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar, pihaknya membutuhkan jahe merah sebanyak tiga ton per hari.

“Bahan baku ada yang didatangkan dari medan, bengkulu, jambi, dan lain-lain,” katanya.

Untuk marketnya sendiri, kata Danial, sudah cukup prospek. Saat ini sudah tersebar dan hampir merata ke berbagai provinsi di Indonesia. Sekarang, kata Danial, dirinya sedang melakukan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu yang meminta kualitas premium

“Untuk omzet secara keseluruhan itu bisa mencapai sebesar Rp 5 milyar per bulan. Alhamdulillah cukup untuk gajih karyawan,” katanya. (Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan