Pembangunan Menara Telekomunikasi Milik PT Senopati di Kertarahayu Diprotes Warga

Pembangunan tower milik PT Senopati di Desa Kertarahayu, yang diprotes warga

Barometer Banten – Warga memprotes pembangunan tower menara telekomunikasi setinggi 72 meter, milik PT Senopati, di Desa Kertarahayu, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak.

Soalnya, pembangunan tower tersebut tidak disosialisasikan kepada warga sekitar. Selain itu, kompensasi dari pihak perusahaan kepada warga juga tidak transparan.

Bacaan Lainnya

“Kami keberatan berdirinya tower tersebut. Perusahaan PT Senopati pemilik tower tidak mematuhi prosedur dalam mendirikan menara. Hal ini membuat kami jengkel dan akan melaporkan hal tersebut ke dinas terkait. Terlebih lagi berdirinya tower itu tanpa sosialisasi terlebih dahulu kepada warga,” ujar seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya, Kamis (13/10/2022).

Terkait wacana kompensasi, katanya, pihak perusahaan hanya akan memberikan uang Rp 250 ribu, kepada 10 rumah warga yang ada di sekitar tower

“Setahu saya tentang adanya kompensasi yang diberikan oleh pihak perusahaan ada sekitar 10 rumah warga saja orang yang terdampak langsung radius tinggi menara tower,” katanya.

Namun, lanjutnya, kompensasi tersebut tidak transparan karena ada sebagian warga yang tidak menerima. Kendati demikian, hal tersebut bukanlah hal yang penting, yang terpenting dalam hal ini adalah sosialisasi tentang dampak negatif dan positif berdirinya menara tersebut.

“Warga resah akan adanya isu-isu yang akan menimbulkan masalah keselamatan, kesehatan manusia, maupun barang barang eletronik milik warga. Saya keberatan akan berdirinya tower, tanpa ada koordinasi terlebih dahulu, seharusnya perusahaan menjelaskan dampak tersebut pada lingkungan sekitar sebelum membangun menara,” tuturnya.

Apa lagi ini pembangunannya, kata dia, tidak jauh dari jalan raya, khawatir warga sekitar yang rutin ke melewati jalan di lokasi menara tersebut terkena dampak.

“Apa tanggung jawab perusahaan pemilik tower jika terjadi hal hal yang tidak di inginkan. Ini perlu di tinjau ulang, dan saya berharap pihak perusahaan mensosialisasikan kembali secara langsung kepada warga,” tandasnya.

Saat wartawan mencoba menkonfirmasi ke lokasi, para pekerja menyarankan untuk bertanya kepada mandor. Namun sayangnya, mandor dari pihak PT Senopati jarang berada di lokasi. “Paling ia ada hanya satu Minggu sekali ketika turun ke lokasi pemasangan tower,” ujar salah satu pekerja. (Febry)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan